
Pada tahun 1963, Howard Schultz pergi melancong ke kota Milan, Italia. Ketika bersantai di kota itu, tiba-tiba terbersit ide birlian untuk bisnis kopinya. Inspirasi ini muncul ketika dia menyadari bahwa di milan hampir di setiap blok ada warung kopi, yang tidak hanya rasanya yang nikmat namun juga pelayanannya sangat ramah dan memuaskan pelanggan. Pulang berlibur dari Italia, Howard Schultz berupaya keras meyakinkan partnernya di toko kopi Starbucks Coffee untuk meningkatkan pelayanan dan mengutamakan pelanggan. Sayangnya usulan tersebut ditolak, dan akhirnya Howard Schultz membuat kedai sendiri untuk mewujudkan idenya.
Dengan kepiawaiannya, bisnis kedai kopinya sangat sukses. Pada tahun 1985, Howard Schultz membeli Starbucks Coffee seharga 3.8 juta dolar dan menjabat sebagai CEO. Dalam strategi bisnisnya, Starbucks Coffee mengklaim dirinya sebagai "the third place", tempat ketiga setelah rumah dan kantor. Strategi lainnya adalah pemberian nama pada produk kopi-nya. Misalnya "Frappuccino" menjadi minuman "icecold blend of coffee and cream" yang laku keras dan banyak dicontek oleh para peritel yang menjualnya dalam kemasan botol.
Pada tahun 1992, Starbucks Coffee menjadi perusahaan "go public" dan menjual 2.1 juta saham seharga 17 dolar per lembar. Dan hingga sekarang terus berkembang hingga diseluruh kota-kota besar di seluruh dunia. Bagi Howard Schultz, tidak ada rahasia khusus dibalik kesuksesannya. Produk Starbucks Coffee tidak dipatenkan sehingga mudah ditiru. Tetapi kata Howard Schultz, "anda tidak bisa meniru hati dan jiwa dari sebuah bisnis". Hal itu diciptakan oleh manusia yang tahu apa yang mereka perbuat, mengapa mereka menciptakan pengalaman istimewa untuk setiap konsumen dan bagaimana membuat Starbucks Coffee sebagai "tempat ketiga" untuk konsumennya", papar Howard Schultz. untuk mencapai sasaran tersebut, Howard Schultz melakukan training kepada semua karyawannya tentang pelayanan terhadap pelanggan yang didasari dari dalam hati karyawan tanpa merasa ada keterpaksaan serta memberikan bonus kepada karyawannya untuk kesempatan kepemilikan saham. Hal ini menumbuhkan rasa memiliki dan keterlibatan dalam bisnis tersebut.
Hingga saat ini Starbucks Coffee untuk setiap harinya membuka 4 kedai baru diseluruh dunia. Saat sekarang Starbucks Coffee juga dikembangkan dengan sistem waralaba walaupun dulu pernah dihindari oleh Howard Schultz.
Salam, BST
Tidak ada komentar:
Posting Komentar